ooo

Photobucket TERIMAKASIH KAWAN DAH DATANG Photobucket YE YE YEPhotobucketSUDILAH KOMEN YAPhotobucketTO BE COOL LIKE MEPhotobucketSELAMAT ONLINE Photobucket jangan SPAM ie

TERISTIMEWA..

Kamis, 09 Desember 2010

MAWAR



 
USULAN PENELITIAN



PENGARUH BEBERAPA KOSENTRASI
PUPUK DAUN  PADA BEBERAPA JENIS MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN STEK MAWAR
(Rosa damascena.M)



Oleh :




RIN MAYUSRINI
NIM.0606113426





Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk melaksanakan penelitian


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2010
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------



I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mawar salah satu tanaman hias  paling dikenal dan disukai orang sebagai tanaman dan bunga potong. Tanaman mawar digemari karena bunganya yang cantik, warnanya yang semarak dan bau yang harum. Mawar juga sering disebut tanaman hias pioner karena  sudah dibudidayakan sejak berabad-abad silam.        
Usaha budidaya tanaman mawar sudah banyak dilakukan di Indonesia khususnya  pulau Jawa seperti Cipenas, Lembang, Bandung, Bogor, dan Malang yaitu sebagai bunga potong dan tanaman hias. Menurut Susanti (2010),  untuk wilayah kota Pekanbaru, dari hasil survei ke berbagai sentral penjualan tanaman hias di jalan Arifin Ahmad  ternyata tanaman hias mawar yang mereka jual masih didatangkan dari Medan Sumatra Utara.   
Berdasarkan data statistik  Profinsi Riau (2009) produksi mawar tahun 1997-2008 sangat berfluktuatif. Produksi mawar pada tahun 1997 mencapai 123.439.324 tangkai dan tahun 1998 turun menjadi 63.291.838 tangkai. Produkisi  turun hingga mencapai 39.131.608 tangkai  pada tahun 2008. Meskipun demikian, mawar tetap menjadi tanaman unggulan nasional. Menurut data profinsi riau (2009) jumlah produksi mawar di propinsi riau mencapai 34,203 tangkai dengan luas panen 12,932 m2, dengan produktivitas 251 tangkai/m2. Untuk itu penggembangan mawar dapat dijadikan salah satu komuditi andalan agrobisnis di masa akan datang.    
Meningkatnya kegunaan dan masih terbatasnya produksi tanaman mawar di Pekanbaru menjadi alasan untuk melakukan penggembangan budidaya dan produksi tanaman mawar. Upaya memperbanyak tanaman mawar salah satu caranya adalah dengan stek. Stek atau cutting salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif, yaitu dengan cara memotong sebagian tanaman dan langsung ditanam ke medium tanam.
Medium tanam digunakan oleh tanaman sebagai tempat tumbuhnya akar dan medium untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Medium tanam yang paling umum digunakan  adalah tanah. Namun penggunaan bahan selain tanah untuk medium tanam mulai dilakukan. Bahkan, sekarang medium tanam sudah diramu dari berbagai bahan organik dan anorganik, sehingga mengandung hampir semua unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, hal ini dilakukan agar mendapatkan medium tanam yang baik dan sesuai dengan karakter tanaman. Rukmana (1995), menyatakan bahwa medium tanam yang baik untuk pertumbuhan tanaman mawar harus bersifat porous artinya tidak mengikat air terlalu kuat dan cukup mengandung  unsur hara.
Pengkombinasian bahan media tanam memberikan banyak manfaat diantaranya mampu memberdayakan sumberdaya lain yang juga memiliki potensi untuk memberi hasil yang lebih baik dibandingkan dengan medium tanah.  Bahkan menjadi upaya pemanfaatan limbah yang tadinya tidak dimanfaatkan, namun setelah dikembangkan sebagai medium tanam  limbah ini berubah fungsi menjadi bahan yang sangat berguna. Seperti sekam padi dan serbuk gergaji  yang banyak terdapat di sekitar kita.
Kelebihan sekam mentah  selain bersifat porous dan mampu menahan air, adalah kaya akan vitamin B yang umumnya tidak dimiliki oleh komponen medium tanam lain. Kelemahan sekam mentah adalah sifatnya yang terlalu berongga, sehingga kurang kuat dalam “memegang” tanaman.
Semai bibit jeruk bali yang ditumbuhkan pada medium yang mengandung serbuk gergaji cenderung mempunyai kandungan K yang paling tinggi. Hal ini diduga ada kaitannya dengan kemampuan medium tumbuh dalam menyediakan unsur-unsur hara tersebut selama pertumbuhan semai berlangsung, Walaupun mempunyai pertumbuhan yang paling lambat (Sunantara, dkk, 2005)
Setiap medium tumbuh miliki keunggulan dan kelemahan, sehingga perlu dilakukan pengkombinasian yang nantinya mampu memperbaiki dreinase dan aerase meduim tumbuh. Sunantara, dkk (2005), menambahkan bahwa kemampuan medium tumbuh dalam menunjang pertumbuhan akar yang baik,  juga tergantung pada distribusi ukuran pori dan aktivitas jasad mikro.
Tanaman juga harus mendapatkan unsur hara yang cukup sebagai bahan dasar perkembangannya, sehingga tanaman tumbuh subur dan mampu berproduksi tinggi. Pemupukan sebagai langkah penyediaan sumber nutrisi, harus  sesuai dengan jenis tanaman, tingkat umur tanaman serta kosentrasi yang tepat.
Pemberian pupuk dapat dilakukan melalui daun, apabila dilakukan dengan tepat pupuk ini lebih menguntungkan dari pada pupuk akar, karna hara yang dikandungnya dapat diserap lebih cepat, dan penyerapan hara langsung melalui stomata daun sehingga tanaman cepat memberi respon.
Pupuk daun yang beredar dipasaran sangat banyak salah satunya adalah Grow Quick. Tiap-tiap jenis pupuk mempunyai jumlah kandungan unsur hara,  reaksi fisiologis, kelarutan, kecepatan kerja yang berbeda-beda, sehingga jumlah dan jenis pupuk yang diberikan serta cara dan waktu pemberiannya tidak sama untuk setiap jenis tanaman (Surwono,1995).   Penggunaan pupuk Grow Quick  untuk tanaman mawar belum diperoleh kosentrasi yang efektif, sekaligus akan dilakukan pengujian beberapa campuran medium tumbuh untuk mendukung perkembangan tanaman mawar selama dalam polybag.
Dari latar belakang tersebut maka penulis ingin meneliti tentang “PENGARUH BEBERAPA KOSENTRASI PUPUK DAUN PADA BEBERAPA JENIS MEDIUM TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN STEK MAWAR (Rosa damascena.M) semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan interaksi perlakuan pupuk daun dengan beberapa medium tanam yang tepat dan memberikan pertumbuhan terbaik pada tanaman mawar.

1.3. Hipotesis
1. Pemberian  beberapa kosentrasi pupuk daun berpengaruh  terhadap pertumbuhan stek mawar.
2. Penanaman stek mawar pada beberapa jenis media tanam akan  berpengaruh terhadap pertumbuhan stek mawar.
3.  Terdapat interaksi antara pemberian beberapa kosentrasi pupuk daun dengan beberapa jenis media tanam terhadap pertumbuhan stek mawar.




II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.    Mawar
 Mawar merupakan tanaman hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal dengan nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Dalam sistematika tumbuhan (Taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Sub Divisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Rosanales, Famili : Rosaceae, Genus : Rosa, Species : Rosa damascena M ( Rukmana, 1995).
Sebagian besar mawar berasal dari derah beriklim sedang di daerah subtropis daratan Cina dan lainnya berasal dari benua Eropa. Habitat alaminya daerah bertemperatur dingin. Di daerah subtropis mawar tidak dapat tumbuh saat musim dingin karna tanaman mengalami masa dorman. Namun sekarang penyebarannya  sudah  sampai ke daerah tropis. Di Indonesia keindahan mawar dapat dinikmati sepanjang tahun. Hal ini menjadi keunggulan budidaya mawar di daerah tropis. mawar dapat tumbuh baik didaerah tropis seperti Indonesia asal syarat tumbuh nya terpenuhi (Lingga, 2008).
Berdasar sifat tumbuhnya dikenal adanya mawar perdu, mawar merambat, dan mawar mini. Batang mawar umumnya berduri, daun tersusun berseling, bergerigi, panjang antara 2,5-18 cm. Bunga mawar merupakan bunga yang atraktif, harum, dan tersusun membentuk payung. Tajuk bunga mawar atau mahkota bunga (corolla) terdiri dari beberapa helai daun tajuk (petala). Daun tajuk lebih halus, lemas dan indah warnanya. Pada mawar terdapat daun tajuk yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada daun kelopak. Kehalusan, warna, dan bentuk tajuknya menentukan kecantikan bunga. Warna bunga yang unik akan sangat digemari, warna-warni bunga mawar sangat didominasi warna merah (ruber), putih (albus), dan kuning (flavus). Warna-warna tersebut merupakan hibrid bunga mawar yang umum dijumpai  (Kartapraja, 1997).
Bunga mawar dapat tumbuh sampai ketinggian 900 m dpl. Di bawah ketinggian ini kuncup bunga menjadi lebih kecil. Kisaran tumbuh bunga mawar adalah 700-1200 m dpl. Bunga mawar membutuhkan suhu berkisar 15-300 C, dengan kelembaban udara rata-rata 50 - 60%. Tanaman mawar membutuhkan cahaya/penyinaran matahari penuh sepanjang hari, karena bila tempatnya terlindung akan mudah terserang cendawan dan pertumbuhannya kurang baik. Tanah yang sesuai untuk tanaman mawar  adalah tanah bertekstur dan drainase yang baik, gembur, cukup bahan organik dan tidak terlalu masam pH 6 – 7  (Hanum, 2000).
Lingga (2008), Penyiraman yang berlebihan akan mengakibatkan akar tidak berkembang  lebih dalam, sehingga tanaman tidak kokoh. Genangan air dalam waktu lama justru membuat akar mawar mengalami kerusakan fisiologis, seperti busuk akar, penggunigan daun atau  layu.
Manfaat  bunga mawar adalah sebagai tanaman hias di taman/halaman terbuka, tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor, dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual, ekstraks minyak mawar sebagai bahan parfum, kosmetik dan obat-obatan (Anonim, 2008).


2.2.    Pupuk Daun
Salah satu pemupukan yang diajurkan adalah pemupukan melalui daun, yang merupakan jenis pupuk organik dan anorganik serupa serbuk ataupun cairaan yang diberikan melalui daun. Pemberian pupuk melalui daun banyak dianjurkan karna mampu menyediakan unsur hara dengan cepat dan responnya terhadap tanaman juga sangat cepat. Pemupukan dari daun menghindari larut atau tercucinya unsur hara sebelum dapat diserap oleh akar (Lingga, 2000).
Lingga dan Marsono (2001), menyebutkan  penyemprotan melalui daun tidak baik dilakukan pada malam hari, kondisi panas terik maupun menjelang hujan. Jika disemprotkan pada kondisi panas terik air akan menguap dan pupuk tidak dapat diserap, begitu juga ketika menjelang hujan, tanaman tidak dapat menyerap pupuk karna telah terbawa guyuran air hujan. Waktu yang dianjurkan untuk melakukan penyemprotan adalah  pada saat stomata sedang membuka sempurna, keadaan ini terjadi pada saat matahari bersinar terik dan juga tidak mendung, sekitar jam 09.00 WIB atau sore hari pukul 15.00-17.00 WIB.
Saat ini sudah banyak pupuk daun yang dijumpai dipasaran, salah satunya adalah  pupuk Grow Quick, pupuk dalam bentuk cairan ini berfungsi sebagai pemacu tumbuh tunas samping. Pupuk ini dapat digunakan pada beberapa tanaman hias seperti mawar, aglaonema, adenium, plumeria, anggrek, dahlia dan tanaman berbunga lainnya. Komposisi pupuk Grow Quick adalah hormon BAP (Benzyl Amino Purine), N ( nitrogen) 32 %, K (kalium) 20 %, P (Fospat) 20 %, vitamin B1 0,10 % dan  elemen mikro B, Cu, Mn, Fe, Mo. Harga relatif mahal dikarnakan komposisi  bahan aktif yang lengkap. Keunggulan pupuk Grow Quick yakni penggunaan yang peraktis.
Gunawan (2002), N (Nitrogen) dibutuhkan  tanaman untuk sintesis asam-asam amino, protein, asam nukleat, berbagai koenzim dan sebagai konstituen molekul klorofil (zat hijau daun). 40-45 % protoplasma tersusun dari senyawa yang mengandung N. Unsur N  memacu pertumbuhan tanaman secara umum, terutama pada vase vegetatif.
P ( Fosfat) adalah komponen dari gula posfat, asam nukleat, nukleotida, koenzim, dan fospolipit. Fungsi utamanya sebagai pentrasfer energi pada reaksi-reaksi kimia dalam tubuh tanaman, mempercepat proses pembuahan dan pemasakan biji dan buah (Marsono dan Siragit, 2005).
Agustina (2004),  K  (Kalium) mengaktifkan kerja beberapa enzim, asetik, thiokinase, aldolase, piruvat kinase, glutamilsintain sintetase, Co A sintatase, induksi nitrat reduktase, sintesis tepung ATP ase. Memacu traslokasi karbohidrat dari daun ke organ tanaman. merupakan komponen penting dalam mekanisme pengaturan osmotik didalam sel, berpengaruh langsung terhadap tingkat semipermeabilitas membran dan fospolirasi didalam kloroplas memperkuat jaringan tanaman, berperan membentuk antibodi tanaman tahan akan penyakit serta kekeringan.
B (Boron) berpengaruh didalam translokasi gula dari daun, metabolisme fenol dan RNA serta aktifitas asam giberelin dan a aminase. Berhunungan dengan fungsi Ca dalam tanaman. Cu (Tembaga) berperan dalam transfor elektron pada fotosintesis. Secara tidak langsung berperan dalam pembentukan nodul akar. Mn (Mangan)  berperan dalam trasfer elektron pada fotositem II, elemen struktural membran kloroplas, berperan dalam beberapa enzim. Fe (Besi)  ikut dalam proses oksidasi reduksi didalam fotosintesis dan respirasi. Juga sebagai kofaktor beberapa enzim. Mo (Molibden)  komponen struktural enzim riboproteinase, nitrogenase, dan nitat reduktase, berperan dalam serapan dan traslokasi besi. (Agustina, 2004).
Pemberian NPK berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan jumlah daun, lingkar batang, rasio tajuk akar, dan bobot berangkasan kering. Tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Peningkatan dosis pupuk NPK dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kakao (Saragih, 2007).
Kastuti (2007), Jumlah bunga mawar berhubungan dengan jumlah tunas atau cabang, karna kuncup bunga terletak pada ujung tunas atau cabang. Susanti (2008), Pemberian perlakuan pupuk daun bayfolan dengan komposisi bahan aktif  N 11%, P2SO4 8%, K2o 6 %, Fe, B, Co, Mn, Mo, dan Cu, memberi pengaruh pada jumlah bunga mawar pertanaman.
2.3.            Medium Tanam
Redaksi PS (2008), Medium tanam memegang peranan penting dalam pertumbuhan tanaman hias, medium tanam merupakan rumah yang digunakan oleh tanaman sebagai tempat tumbuhnya akar dan medium untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Medium tanam yang baik akan menghasilkan hasil panen yang maksimal karena tanaman cukup mendapatkan makanan dan sirkulasi udara lancar sehingga tanaman tumbuh dengan sempurna.
   Kemampuan semai bibit jeruk Bali mengabsorbsi hara N, P, K, Ca dan Mg cenderung berbeda tergantung macam medium tumbuhnya. Medium tumbuh campuran sekam +  tanah (1:3) mampu memberikan pertumbuhan semai yang relatif sama dengan yang dihasilkan medium tumbuh yang mengandung pupuk kandang, terutama pada akhir pengamatan (Sunantara dkk, 2005). Perlakuan komposisi medium tanah topsoil : pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap saat munculnya bunga, jumlah bunga, jumlah tunas tanaman mawar (Supramono, 2005).
Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai medium tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di medium tanam menjadi lebih baik. Sementara kelebihan sekam mentah sebagai medium tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara  (Redaksi PS, 2008)
Sekam padi mempunyai sifat-sifat antara lain: ringan, drainase dan aerasi yang baik, tidak mempengaruhi pH dan harganya murah. Sekam padi mengandung unsur N sebanyak 1 % dan K 2 %. Namun mempunyai kapasitas penyerapan air dan hara rendah dan (Rahardi, 1991).
Sunantara, dkk (2005) Serbuk gergaji mengandung C 33,86 %, N 0,03 %, P 0,021 %, K 0,375 %, Ca 0,225%, Mg 0,075%. Iswanto (2001) sifat  medium serbuk gergaji yakni memiliki aerase dan drainase yang baik tetapi daya serap air nya kurang baik.
 Harjadi (1984), Kandungan makanan dalam bahan stek terutama persediaan karbohidrat dan nitrogen sangat mempengaruhi pembentukan tunas dan akar, selain itu tersedianya unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman sesuai kebutuhan. Afriani (2004).  Penggunaan  berbagai medium tumbuh menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap petambahan tinggi tanaman anggrek, perlakuan medium campuran menunjukkan rerata pertumbuhan tanaman tertinggi pada tanaman anggrek.
 Diana. (1994) Tidak semua bahan untuk medium tumbuh memiliki semua  persyaratan tumbuh tanaman. Apabila menghendaki suatu kesempurnaan, alternatif pemecahannya adalah dengan mengkombinasikan beberapa bahan dan disesuaikan dengan jenis tanaman. Campuran yang dihasilkan harus menghasilkan struktur yang sesuai dengan akar tanaman.












III. BAHAN DAN METODE
3.1. Tempat dan waktu
Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan pada ketinggian 10 meter diatas permukaan laut. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, mulai dari Juni sampai September 2010.
3.2. Bahan dan alat
Bahan yang digunakan selama pelaksanaan penelitian adalah stek tanaman mawar dari jenis  Grandiflora dengan varietas Gay Princes, pupuk daun Grow Quick, topsoil jenis inseptisol , serbuk gergaji, sekam padi mentah , polybag ukuran 18  x 25 cm , paranet dan zat pengatur tumbuh (ZPT) Rootone-F. dan pengendali penyakit Dithane M-45.
Alat-alat yang digunakan: Cangkul, parang, gergaji, martil, paku, kayu, paranat 75%, gunting, kantong pelastik, hand sprayer, ember,  ayakan tanah berukuran 20 mesh, meteran, gelas ukur, pisau, gunting stek, penggaris dan alat tulis.
3.3. Metode penelitian
Penelitian ini merupakan eksperimen faktorial yang disusun menurut RAL (Rancangan Acak Lengkap) adapun faktor-faktor nya adalah
Faktor I : kosentrasi pupuk daun
E1=     1 cc/liter air    
E2=     2 cc/liter air
E3=     3 cc/liter air


Faktor II : Jenis medium tanam (dengan perbandingan volum)
MI= Tanah topsoil jenis inseptisol
M2= Tanah + serbuk gergaji  (1:1)
M3= Tanah + sekam padi  (1:1)
Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan, masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga seluruhnya menjadi  27 unit percobaan yang dapat dilihat pada Lampiran. 2. Setiap unit percobaan ini terdiri dari 3 tanaman sehingga jumlah keseluruhan tanaman adalah 81 bibit yang ditanam dalam polybag. Data yang diuji dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam dengan model linier.
Yijk =      m + αi + βj + (aβ) ij + e ijk
Yijk =      Hasil pengamatan dari faktor E (pupuk) pada taraf  ke–i dan faktor M (media) pada taraf ke-j pada ulangan ke-k
 m =          Efek nilai tengah
αi =           Efek  faktor E pada taraf ke-i
β =            Efek faktor P pada taraf ke-j
(aβ) ij =   Efek interaksi faktor E pada taraf ke-i dengan faktor P pada taraf ke-j
e ijk =       Pengaruh eror dari faktor E  pada taraf ke-i  dan faktor K pada taraf  ke-j  pada ulangan ke-k
Apabila hasil dari analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uni BNT pada taraf 5 %

3.4.      Pelaksanaan Penelitian
3.4.1.   Pembersihan Tempat Penelitian
Membersihkan lokasi penelitian, dari gulma yang dianggap dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Meratakan tanah agar mudah peletakan  tanaman.
3.4.2.   Persiapan Medium Tanam
Medium yang digunakan adalah tanah, campuran  sekam padi mentah +  tanah (1:1)  dan serbuk gergaji +  tanah (1:1) perbandingan komposisi media menggunakan satuan volum. Tanah yang digunakan adalah tanah topsoil jenis inseptisol, yang diambil hingga kedalaman 20 cm dari permukaan tanah. Tanah kemudian dikering anginkan dan diayak menggunakan ayakan dengan ukuran 20 mesh. Cara pembuatan medium tanam dapat dilihat pada Lampiran 4.
3.4.3.   Pesiapan Stek
Stek di ambil dari induk yang sehat. Dengan ciri-ciri pertumbuhan normal, bebas hama penyakit, bagian stek yang diambil adalah batang yang berwarna hijau segar, lingkar batang antara 1,5-2 cm.. Batang atau cabang terpilih dipotong sepanjang 20 cm untuk setiap stek, pemotongan bagian atas diusahakan sejajar dengan arah mata tunas, letak titik potong pada bagian atas diusahakan 10 cm dibawah kedukukan bunga  atau diatas tangkai daun. Kemudian stek diolesi dengan zat pengatur tumbuh (ZPT) Rootone-F 3 gram/ml air yang telah berbentuk pasta selama 5 menit.
3.4.4.   Penanaman Stek
Stek yang siap ditanam ditancapkan ke media tanam yang telah di beri lebel perlakuan dengan kedalaman 4-5 cm, dan disiram untuk melembabkan medium tanam.  Setelah semuanya selesai, tanaman di letakkan di dalam naungan untuk menghindari sinar matahari langsung yang akan berdampak pada tingginya pengguapan. Setelah lebih kurang 3 minggu dalam naungan stek telah siap untuk di letakkan sesuai dengan   bagan percobaan yang dapat dilihat pada Lampiran 1 tanpa  naungan.
3.4.5.   Pemberian Perlakuan Pupuk Daun
            Pemberian pupuk dilakukan setelah stek tumbuh dan memiliki memiliki tunas, yaitu pada saat stek berumur 30 hst. Diberikan dengan cara penyemprotkan menggunakan hand sprayer. Diusahakan penyemprotan diberikan pada permukaan bawah daun, karna stomata lebih banyak terdapat di permukaan bawah daun.  Pupuk dilarutkan sesuai dengan kosentrasi yang telah ditetapkan yaitu   1cc /liter , 2 cc/liter, 3 cc/liter. Pemberian perlakuan pupuk daun Grow Quick   pada semua tanaman dengan kriteria semua  permukaan bawah daun basah merata.  Pemberian pupuk daun diberikan setelah penyiraman untuk menghindari kehilangan pupuk daun karna tercuci oleh air penyiraman. Pemupukan dilakukan  dipagi hari sekitar jam 09.00, diberikan 7 hari sekali, sampai akhir penelitian.



34.6.    Pemeliharaan
3.5.6.1.  Penyiraman
Penyiraman dilakukan 1 hari sekali pada pagi atau sore hari, penyiraman dilakukan dengan gembor.  Tujuan menjaga kelembaban medium tanam. Apabila  turun hujan tidak dilakukan penyiraman.
3.4.6.2.  Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila terdapat gulam yang tumbuh didalam maupun disekitar polybag dengan cara manual. Dilakukan 2 kali seminggu. Penyiangan bertujuan melindungi tanaman dari kompetisi penyerapan hara dengan gulma dan menghilangkan inang penyakit.
3.4.6.3. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian serangan hama selama penelitian dilakukan dengan  manual yaitu dengan membunuh hama yang mengganggu. Pengendalian penyakit dilakukan dengan menggunakan Dithane M-45, pengendalian dilakukan apabila terdapat gejala   pada tanaman.
3.5.   Pengamatan
3.5.1.  Jumlah Tunas  Pertanaman (Tunas)
Menghitung seluruh tunas yang tumbuh pada batang stek tanaman. Dengan kriteria panjang tunas 1 cm. Dihitung pada akhir penelitian.
3.5.2.      Panjang  Tunas (cm)
Pengukuran dimulai dari pangkal tunas sampai ujung tunas, pada satu tunas terpanjang dalam tanaman. dengan menggunakan tali, kemudian teli tersebut diukur dengan penggaris. Pengukuran dilakukan diakhir penelitian.

3.5.3. Jumlah Daun Pertanaman (Helai)
Mawar berdaun majemuk, 1 helai daun terdiri dari 5 anak daun. Jumlah daun yang dihitung adalah seluruh daun yang terbuka sempurna pada setiap  tanaman.  dan penghitungan jumlah daun ini dilakukan mulai dari tanaman mengeluarkan daun pertama hingga akhir penelitian.
3.5.5. Saat Muncul Bunga Pertama ( Hari Setelah Tanam)
Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah hari, dari awal tanam (hari setelah tanam) hingga tanaman mengeluarkan kuncup pertama.
3.5.4.   Jumlah Bunga Pertanaman (Kuntum)
Pengamatan jumlah bunga pertanaman ini dilakukan pada akhir penelitian dengan cara menjumlahkan seluruh bunga yang muncul sejak pertama kali hingga akhir penelitian pada masing-masing tanaman.

2 komentar:

Untuk menggunakan emoticon ini, COPAS kode ke kotak komentar.
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q: :r: :s: :t: :u: :v: :w: :x: :y: :z:

what are u think? plizzzz give komen siket....terimakasih teman